Sidoarjo, PratamaNews.com — Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur akhirnya merampungkan proses identifikasi lima kantong jenazah terakhir korban ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Dengan hasil ini, total 63 korban dari 67 kantong jenazah telah berhasil diidentifikasi secara ilmiah melalui uji DNA, pemeriksaan medis, serta analisis barang milik korban.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Kelima jenazah yang baru teridentifikasi yakni:

  1. Sholihan (17), asal Dusun Konyek, Alas Rajah, Blega, Bangkalan.
  2. Raihan Rafa Aldiyansyah (14), asal Dusun Langgar Banyoneng, Geger, Bangkalan.
  3. Fairuz Shirojuddin (16), warga Jalan Singajaya, Singopadu, Tulangan, Sidoarjo.
  4. Moch. Defa Syarifudin (17), asal Desa Jaligede, Ngadipuro, Nganjuk.
  5. Zaky (12), warga Planggaran Timur, Robatal, Sampang.

Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol. M. Khusnan Marzuki menyampaikan bahwa seluruh hasil identifikasi dinyatakan cocok dengan data antemortem dari pihak keluarga. “Kami memastikan setiap langkah dilakukan secara hati-hati dan profesional agar tidak terjadi kesalahan dalam penyerahan jenazah,” tegasnya.

Dengan selesainya proses ini, operasi DVI resmi ditutup. Seluruh jenazah akan diserahkan ke keluarga masing-masing untuk dimakamkan di daerah asal mereka.

Duka mendalam juga datang dari berbagai pihak. Fahrudin Erfian Y., Wakabid BKPB Pemuda Pancasila Kabupaten Sidoarjo sekaligus Kepala Desa Singopadu, turut menyampaikan belasungkawa atas tragedi tersebut.

“Kami berduka sedalam-dalamnya atas musibah ini. Semoga para korban mendapat tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan menghadapi cobaan ini. Kami siap membantu proses penanganan dan pemulihan,” ujarnya kepada PratamaNews.com.

Proses panjang identifikasi ini menjadi bukti nyata dedikasi para petugas di lapangan. Di tengah duka, kerja keras tim DVI dan semua unsur yang terlibat menjadi harapan agar setiap korban dapat kembali dikenali dan dimuliakan sesuai jati dirinya.

 

[4R]